
Wali Kota Surakarta Respati Ardi secara resmi meluncurkan program strategis ketenagakerjaan “Rumah Siap Kerja” di Kantor Dinas Ketenagakerjaan Kota Surakarta, Senin (19/05). Acara ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Astrid Widayani, Ketua DPRD, Kepala Dinas Tenaga Kerja, BP3MI, hingga perwakilan dari Rumah Siap Kerja Jakarta dan mitra-mitra strategis lainnya.
Respati Ardi menekankan pentingnya membangun fondasi ketenagakerjaan sejak dini, terutama menghadapi tahun 2030 yang akan didominasi oleh penduduk usia produktif.
“Kalau kita tidak siapkan backbone nya dari sekarang, kita akan kewalahan menyambut 2030. Pengangguran tinggi bisa picu gejala sosial dan kriminalitas. Ini saatnya seluruh OPD bergerak bersama. Saya kawal langsung Asta Cita Presiden Prabowo, terutama visi ketenagakerjaan,” ujarnya.
Program Rumah Siap Kerja bersama Kota Surakarta hadir sebagai langkah strategis dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang terintegrasi antara dunia pendidikan vokasi, pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri, serta penguatan kewirausahaan dan keterampilan khusus
Rumah Siap Kerja membuka akses gratis bagi masyarakat dalam berbagai layanan, seperti:
Penempatan kerja dalam dan luar negeri
Kelas Siap Kerja (CV, interview, kontrak kerja, motivasi, dan hubungan industrial)
Konsultasi PHK
Bursa kerja online dan konsultasi karir
Pelatihan vokasi dan kewirausahaan
Konsultasi hubungan industrial
Respati memperkenalkan Kartu Layak Kerja (KLK) sebagai alat verifikasi pencari kerja, sekaligus perlindungan bagi pengusaha dari karyawan yang tidak bertanggung jawab. “Jika ada pekerja yang melanggar kontrak atau menghilang setelah berkasbon, kami akan blacklist melalui KLK. Tapi kita juga beri kesempatan, tiga sampai enam bulan setelah pembinaan, mereka bisa direhabilitasi,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Surakarta menegaskan bahwa angka pengangguran di Surakarta masih cukup tinggi, yaitu 4,61% dengan jumlah penganggur mencapai 13.200 orang. Melalui Rumah Siap Kerja, diharapkan angka ini dapat ditekan secara signifikan.
Respati mendorong seluruh kader kelurahan menjadi “sales tenaga kerja”, untuk menyemangati warga agar mau bekerja, bahkan ke luar negeri.
“Kenapa luar negeri? Karena kerja di luar negeri bisa membuka mindset baru. Tidak hanya Jepang, kita akan cari peluang ke China, hingga program working holiday visa. Bahkan lulusan SMP pun bisa ikut program kejar paket C agar bisa berangkat,” tegasnya
Program ini juga didukung penuh oleh 5 Sending Organization (SO) di Surakarta yang selama ini telah menyalurkan ribuan tenaga kerja ke Jepang dengan rata-rata gaji bersih pekerja di Jepang mencapai 13–15 juta rupiah per bulan termasuk mendapatkan perlindungan seperti asuransi kesehatan dan fasilitas pemagangan.