Informasi

Detail Berita

Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Penanggulangan TBC

Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Penanggulangan TBC

Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Murtono, Membuka dan Menjadi narasumber dalam acara Penyusunan Rencana Kerja Terpadu untuk mendukung penanggulangan dan pembebasan Tuberkulosis (TBC) di Kota Surakarta. Acara ini berlangsung di Ballroom lantai 10, Hotel Solia Zigna, Laweyan, (05/03/2024) Siang. 

 

Acara yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait termasuk Provincial Manager USAID Bebas TB, Endang Nuraini, Forkopimda Kota Surakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan pejabat terkait ini bertujuan untuk menyusun rencana kerja yang terpadu dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi masalah TBC di Kota Surakarta.

 

Dalam sambutannya, Budi Murtono menjelaskan bahwa tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan baik secara global maupun di Indonesia. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke 2 setelah India dengan beban kasus TBC sebesar 1.060.000 kasus, dan Kota Surakarta merupakan salah satu kota dengan beban kasus tinggi sebesar 2.727 kasus di tahun 2023. Masalah TBC bukan hanya masalah kesehatan, melainkan berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan kesejahteraan sosial mengingat pasien TBC harus menjalani pengobatan selama minimal 6 bulan yang berdampak pada produktivitas pasien dan keluarga. 

 

“Maka dari itu penanggulangannya tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, namun membutuhkan sinergitas intervensi yang melibatkan multisektor, yang terdiri dari unsur pentaheliks (pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media) serta peningkatan pemberdayaan masyarakat” Ujarnya.

 

Ia juga menjelaskan terkait Regulasi yang saat ini dimiliki oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam menuju eliminasi TBC adalah Peraturan Wali Kota Surakarta No. 12 tahun 2017 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC. Ini merupakan bentuk komitmen Wali Kota Surakarta untuk menuju Eliminasi TBC tahun 2025.

 

“Strategi dalam Implementasi RAD di Kota Surakarta ini harus melibatkan pentahelix, karena penanggulangan TBC perlu dilakukan secara masif, terstruktur dan terintegrasi dengan pelibatan pemerintah, swasta, dunia usaha, akademisi, dan media, serta masyarakat untuk memberikan dampak yang lebih luas” Jelasnya.

 

Pada kesempatan tersebut Budi Murtono juga menyampaikanbahwa dalam rangka merespon amanah dari PresidenRepublik Indonesia (RI) melalui Perpres nomor 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC maka mulai tahun 2024 Provinsi Jawa Tengah akan mendapatkan pendampingankegiatan dari USAID Bebas TBC dengan tujuan untukpercepatan dalam menuju Eliminasi TBC 2030. Keberhasilanprogram TBC di Kota Surakarta dalam menuju eliminasitahun 2025, sangat tergantung dari terwujudnya kerjasamadan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu saya berharapsemua pihak bisa ikut terlibat sesuai dengan perannya masing-masing.


“Kita tidak hanya bertumpu pada Dinas Kesehatan saja, jadinanti setiap OPD juga harus mendukung di program ini. Dan Dinas Kesehatan perlu memperhatikan data, nanti apabila adaMasyarakat yang terkena TBC itu gampang mengatasinyakarena ada data tersebut” Tambahnya.

 

Acara ini diharapkan tersusunnya rencana kerja terpadu yang komprehensif dan terkoordinasi untuk mengurangi angkakasus TBC, meningkatkan akses terhadap pelayanankesehatan, meningkatkan kesadaran dan partisipasimasyarakat dalam upaya pencegahan dan pengobatan TBCserta terciptanya langkah-langkah strategis yang efektif dan efisien dalam mendukung upaya penanggulangan dan pembebasan TBC di Kota Surakarta.