
Monumen Pers Nasional dengan bangga menggelar Monpres Festbruari 2025 bertajuk "90's Jejak Kejayaan Pers Indonesia". Pembukaan Pameran Gemilang Media 90’an resmi dibuka dengan kehadiran Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Very Radian Wicaksono, serta Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo.
Monpres Festbruari 2025 menghadirkan berbagai kegiatan yang menyoroti peran pers dalam era 90-an, sebuah periode yang mendekati era reformasi dan menjadi tonggak kebebasan pers di Indonesia. Dalam sambutannya, Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, menyampaikan pentingnya kebebasan pers yang bertanggung jawab untuk kemajuan bangsa.
"Kebebasan pers bisa merdeka. Bisa memajukan pembangunan tidak hanya secara fisik tapi juga mental kepada seluruh rakyat Indonesia. Kita harus berkreativitas, dengan teknologi yang semakin maju, sehingga tetap mampu menarik perhatian masyarakat untuk hadir secara langsung. Jangan sampai semua hanya berakhir dalam bentuk digital tanpa interaksi nyata," ujar Wali Kota Teguh Prakosa.
Teguh Prakosa juga menekankan, “Perlunya kreativitas dalam menghadirkan pengalaman yang menarik bagi masyarakat agar tetap mengapresiasi nilai sejarah pers. Dengan perubahan zaman, dibutuhkan pemimpin yang mampu mengubah mindset masyarakat tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya yang perlu dilestarikan”.
"Kita mempunyai barang unggul yang perlu dilestarikan, baik dalam bentuk benda maupun non-benda. Karena Monumen Pers Nasional berada di Surakarta dan langsung berada di bawah Kementerian, maka harus kreatif dalam menarik perhatian publik. Maka dari itu, diperlukan orang-orang kreatif seperti Pak Widodo yang dapat menarik masyarakat untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah pers kita," lanjut Wali Kota.
Monpres Festbruari 2025 juga menjadi wadah refleksi terhadap transformasi dan perubahan yang terjadi dalam dunia pers, terutama dalam kaitannya dengan sosial, politik, dan budaya. Wali Kota Surakarta menyoroti bagaimana pers pada era 90-an mendekati masa reformasi, saat kebebasan pers masih dibatasi oleh regulasi ketat.
"Tahun 90-an mendekati era reformasi. Tidak ada yang berani menyampaikan perizinan secara terbuka. Maka, bagaimana kita bisa mempertahankan kebebasan pers ini agar tetap bebas tetapi tetap dalam koridor yang menghormati dan menghargai nilai-nilai yang berlaku," tambah Teguh.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap penyelenggaraan acara ini, Wali Kota Surakarta berharap agar seluruh masyarakat dapat hadir dan menikmati rangkaian kegiatan selama satu bulan penuh.
"Selamat atas terselenggaranya Monpres Festbruari 2025. Pemerintah Kota Surakarta mengapresiasi penuh kegiatan ini dan berharap seluruh masyarakat bisa hadir dan mengikuti kegiatan ini secara penuh selama satu bulan ke depan," tutup Teguh Prakosa.
Monpres Festbruari 2025 menghadirkan berbagai program menarik, termasuk Lomba Band “Back to the 90’s”. Lomba Rells dan Tiktok, Night at Monpers, Lomba Reportase, Lomba Cerdas Cermat, Monpers Date, Lomba Menggambar dan Mewarnai, Wokshop Keamanan Data serta Workshop Foto Analog yang dapat diikuti semua kalangandari pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum. Dengan Acara ini Walikota, Teguh Prakosa berharap dapat menjadi momentum penting dalam mengingat kembali kejayaan pers era 90-an serta menginspirasi generasi masa kini dalam menjaga kebebasan pers yang bertanggung jawab.