Kaya akan keberagaman pangan lokal,
Indonesia selalu menjadi sorotan dalam ranah pertanian dan kuliner. Menurut
data yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian,
Indonesia mengagumkan dengan 77 jenis sumber karbohidrat, 389 jenis buah-buahan,
75 jenis sumber protein, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 110
jenis rempah dan bumbu. Semua ini menjadi lambang kemegahan budaya pangan yang
ditemukan di seluruh nusantara, termasuk di Kota Solo.
Keberagaman pangan ini juga disokong
oleh keragaman daerah dan budaya di Indonesia yang memberikan karakter unik
pada pangan lokal, sesuai dengan ciri khas setiap daerah, termasuk di Kota
Solo. Hal ini menciptakan suatu potensi besar dalam memenuhi kebutuhan makro
dan mikro nutrien harian penduduk, dan dengan demikian, mendukung perkembangan
sumber daya manusia yang unggul.
Namun, meskipun Indonesia dianugerahi
kekayaan pangan yang melimpah, tantangan gizi yang kompleks masih terus ada.
Negara ini menghadapi masalah gizi yang disebut sebagai "triple
burden," yaitu stunting (terhambatnya pertumbuhan anak), wasting
(kekurangan gizi akut), dan obesitas. Masalah kekurangan zat gizi mikro ini
diperkuat dengan statistik yang memprihatinkan, di mana 8 dari 10 anak
Indonesia mengalami kekurangan DHA dan 1 dari 3 anak kekurangan zat besi.
Menurut hasil Survei Status Gizi
Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, angka stunting
mencapai 21,6 persen, wasting mencapai 17,1 persen pada anak-anak, dan angka
obesitas mencapai 3,5 persen. Permasalahan gizi yang begitu kompleks dan
beragam ini membutuhkan solusi yang berani dan terstruktur.
Itulah latar belakang dari Program
"Jelajah Gizi 2023" dengan tema "Eksplorasi Potensi Pangan Lokal
untuk Penuhi Kebutuhan Nutrisi Keluarga" yang digaungkan di Kota Solo.
Program ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan pangan lokal yang dimiliki
oleh Kota Solo sekaligus memperkenalkan sistem pangan berkelanjutan yang dapat
membantu menciptakan generasi masa depan Indonesia yang lebih unggul dari segi
gizi dan kesehatan.
Pola makan yang seimbang adalah kunci
utama dalam menjaga kesehatan dan menghindari masalah gizi dalam keluarga.
Konsumsi gizi yang seimbang dapat dicapai dengan memanfaatkan bahan-bahan alami
yang diperoleh dari alam, dan ini merupakan langkah awal yang penting untuk
memenuhi kebutuhan gizi harian secara berkelanjutan. Kota Solo menawarkan
beragam hidangan yang bergizi, seperti Tengkleng, Nasi Liwet, dan banyak lagi,
yang dapat menjadi bagian penting dari pola makan seimbang.
Program "Jelajah Gizi 2023"
juga sejalan dengan Program 17 Titik Prioritas Kota Solo yang diumumkan oleh
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Salah satu fokus utama dari program ini
adalah pengembangan sektor kuliner. Tidak mengherankan, karena sektor UMKM
kuliner di Solo telah mencapai tingkat yang mengesankan, mencapai 26,13 persen.
Dengan mengintegrasikan potensi
pangan lokal dengan upaya meningkatkan gizi masyarakat, Program "Jelajah
Gizi 2023" tidak hanya berfungsi sebagai pengenalan kuliner khas Solo,
tetapi juga sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat, serta mendukung visi Indonesia menuju masa depan
yang lebih sehat dan unggul dalam hal gizi. Semoga program ini dapat memberikan
kontribusi positif yang signifikan dalam menjawab tantangan gizi yang dihadapi
oleh Indonesia saat ini.