Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan pada 10 November, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta menyelenggarakan “Memorable Trip Kereta Uap Jaladara” pada 21 November 2023. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 70 tamu termasuk EVP Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Komisaris PT KAI KGPAA Mangkunegoro X, serta siswa-siswa dari sekolah-sekolah terpilih, memberikan keceriaan pada acara tersebut.
Acara ini dirancang sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan kemerdekaan bangsa. Hal tersebut disampaikan melalui kisah-kisah heroik dari para veteran, yang diharapkan dapat membangkitkan semangat pemuda mengatasi tantangan masa kini, mengikuti tema “semangat pahlawan untuk masa depan bangsa dalam memerangi kemiskinan dan kebodohan.”
Sebagai kelanjutan dari rangkaian acara, diadakan sebuah perjalanan unik menggunakan kereta uap Jaladara, yang mengambil rute dari Stasiun Purwosari Solo menuju Stasiun Solo Kota, dan kemudian kembali lagi. Perjalanan ini tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tetapi juga simbolisasi dari perjalanan bangsa yang terus melangkah maju, sambil mengingat dan menghargai jasa para pahlawannya.
Kereta Uap Jaladara memiliki nilai sejarah yang signifikan. EVP Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo, mengatakan bahwa kereta ini pada awalnya berfungsi sebagai sarana transportasi untuk mengangkut tebu dan gula menuju pelabuhan. Rute operasinya meliputi perjalanan dari Semarang ke Yogyakarta, dengan lintasan yang dimulai dari Stasiun Purwosari. Selanjutnya, Bambang juga menyampaikan bahwa pada periode antara tahun 1925 hingga 1930-an, kereta ini turut beroperasi di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Seiring berjalannya waktu, Kereta Uap Jaladara mengalami masa ketika ia tidak beroperasi sama sekali, hingga akhirnya pada tahun 2009, lokomotif kereta ini dipindahkan ke museum. Namun, baru-baru ini, kereta bersejarah ini kembali diaktifkan dan dimanfaatkan sebagai atraksi wisata di kota Solo.
Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, menyoroti kebutuhan untuk merevitalisasi Kereta Uap Jaladara sebagai alat promosi wisata budaya. Menurutnya, kereta ini lebih dari sekadar alat transportasi; ia berperan sebagai sarana untuk menyampaikan kisah-kisah sejarah, terutama yang berkaitan dengan perjalanan kereta antar stasiun.
“Dengan perjalanan ini selain wisata modern, wisata budaya seperti ini perlu di hidupkan lagi bisa menjadi story telling mengenai sejarah yakni pengalaman perjalanan dari stasiun ke stasiun,” ucap Gibran.