
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Solo, Pemerintah Kota Surakarta kembali menggelar Festival Jenang di daerah Ngarsopuro yang telah menjadi tradisi tahunan. Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, yang memberikan pemnyataan dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
Dalam pernyataannya, Wali Kota menyampaikan bahwa perayaan HUT Kota Solo tahun ini memiliki beberapa perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Kami ingin memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh yang telah mengharumkan nama Kota Solo di kancah internasional,” ujar Wali Kota. Pemerintah Kota Surakarta secara aktif menginisiasi pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh berprestasi yang telah mendapatkan pengakuan internasional di berbagai bidang, seperti olahraga, lingkungan, dan pendidikan. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada tokoh-tokoh di tingkat nasional dan daerah yang telah memberikan kontribusi besar bagi Kota Solo.
“Inovasi lain yang kami lakukan tahun ini adalah perubahan cara berpindah dari upacara ke lokasi acara. Jika sebelumnya berjalan kaki, kini kami memanfaatkan kereta sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan kenyamanan,” ujar Teguh Prakosa. Pemerintah juga secara aktif memastikan bahwa perubahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas bagi seluruh peserta.
Festival Jenang sendiri tetap menjadi bagian penting dari rangkaian acara HUT Kota Solo. Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, penyelenggaraannya lebih diperhatikan agar jenang yang disajikan benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat dan tidak terbuang sia-sia. “Kami ingin setiap jenang yang dibuat bisa dinikmati oleh masyarakat dan menjadi bagian dari perayaan yang lebih bermakna,” ungkap Teguh. Pemerintah Kota terus berupaya menyempurnakan perayaan ini agar dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
Selain Festival Jenang, fragmen Adeging Kota Surakarta juga menjadi sorotan dalam perayaan tahun ini. Jika sebelumnya acara ini digelar di ruang terbuka, tahun ini dialihkan ke Pendhapi Gedhe sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya serta sebagai langkah antisipasi terhadap cuaca yang tidak menentu. “Kami berharap ke depannya acara ini akan terus dikembangkan, menghubungkan peristiwa hari jadi dengan kekayaan budaya Kota Surakarta,” tambah Wali Kota. Pemerintah secara aktif mengevaluasi dan mengembangkan konsep acara agar semakin relevan dengan dinamika sosial dan budaya masyarakat.
Dalam visinya untuk masa depan, Wali Kota menyampaikan harapannya agar HUT Kota Solo terus berkembang dengan menambahkan kegiatan lain yang tidak hanya berpusat di Ngarsopuro, tetapi juga bisa dikembangkan di Sriwedari dan lokasi-lokasi lain yang memiliki nilai sejarah bagi Solo. “Kami ingin menjadikan HUT Kota Solo sebagai perayaan yang lebih inklusif, melibatkan lebih banyak masyarakat dan memperkuat identitas budaya kota ini,” ujar Teguh. Pemerintah Kota berkomitmen untuk terus melakukan inovasi agar perayaan ini lebih menarik bagi masyarakat luas. Selain itu, ada rencana untuk kembali memanfaatkan Alun-Alun sebagai lokasi acara besar setelah fasilitasnya semakin baik.
“Ke depan, kami ingin jumlah jenang yang dibagikan tidak hanya seribu atau sepuluh ribu, tetapi bisa mencapai puluhan ribu guna memberdayakan seluruh masyarakat Surakarta dan Solo Raya,” pungkas Wali Kota. Pemerintah Kota juga akan menggandeng berbagai pihak untuk memastikan acara ini berjalan lebih meriah dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.
Dengan berbagai inovasi dan tradisi yang tetap dijaga, perayaan HUT Kota Solo Teguh Prakosa berharap akan terus menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya dan kebersamaan masyarakat Solo. Pemerintah Kota Surakarta juga berkomitmen untuk terus membaca situasi dan kebutuhan masyarakat agar kemajuan dapat berjalan seiring dengan pelestarian tradisi yang telah ada.